Unsur klenik, memakai dukun atau santet agar tim lawan jadi lemas bermain atau ngaco, masih mentradisi di milenium baru ini. Bahkan hal itu masih muncul di Tunisia, negeri yang sebenarnya religius, di mana seharusnya segala kelakuan bejat haram terjadi.
Edisi kontroversial diawali ketika Ephraim Masabha, pelatih Bafana-Bafana - tim nasional Afrika Selatan - dipecat SAFA (“PSSI” Afsel) lantaran terlalu ngotot menarik bintang Afrika Selatan yang bertebaran di Eropa. Lalu, setelah bermain di perempatfinal, dan kalah, tiba-tiba El-Hadji Diouf (Senegal) menantang seluruh isi stadion sambil berkecak pinggang. Lho? Dengan lantang, pemain Liverpool itu berani memaki-maki tim tuan rumah Tunisia. Sontak, CAF (Konfederasi Sepak Bola Afrika), atas rekomendasi FIFA, menghukum penyerang paling nyeleneh itu.
Bukan apa-apa, masalahnya Presiden Tunisia, juga petinggi CAF dan FIFA, masih belum angkat pantat dari stadion! Masih di tengah perhelatan ajang berusia 47 tahun, pintu kamar mandi sebuah hotel jebol berat akibat didobrak oleh pria asal Guinea bernama Bobo Balde. Apakah bek Glasgow Celtic ini sangat kebelet mau kencing? Sama sekali bukan! Tak tahunya dia melampiaskan kemarahan, berang dong, seusai timnya kalah dari Mali. Dampaknya, Balde pun merogoh koceknya sebesar 500 dolar untuk bayar denda.
Tapi episode yang paling bikin Anda melongo terjadi pada tim nasional Nigeria. Yang pertama barangkali Anda tidak perlu sampai mengelus dada. Ceritanya begini. Pulang tanding lawan Zimbabwe, yang mereka remukkan 5-3, biji mata lima punggawa tim Super-Eagles membulat begitu sampai kamar hotel.
Tawa ha-ha he-he dan guyonan Geremi Njitap, Idriss Kameni, Mohammed Idrissou, dan Daniel Ngom Kome, langsung stop lantaran melihat bekas pintu didobrak dan kamar mereka berantakan. Setelah dihitung tekun bareng-bareng sambil harap-harap cemas, total 66 ribu pound uang mereka dirampok dari safe deposit box yang dijebol paksa ala Balde. Ekstra apes untuk Geremi, si gelandang kekar Chelsea. Jam Rolex-nya seharga 20 ribu pound, sekitar Rp 300 juta, secara tidak resmi telah pindah tangan.
Nah telenovela Nigeria yang kedua nakal membuat Anda mengucek-ucek mata, jadi berdoa atau malah mengutuk. Pasalnya ini amat geger. Kisah bermula ketika tiga pemain yang cari makan di Eropa, Aiyegbeni Yakubu (Portsmouth), Celestine Babayaro (Chelsea), dan Victor Agali (Schalke), pulang bareng seusai laga. Menurut sebuah insider, mereka terpaksa tidak pulang bareng dengan tim sebab habis dimaki-maki oleh pelatih nasional dengan dakwaan tidak disiplin. Maklum, saat itu Nigeria secara mengejutkan kalah dari Maroko.
Skandal Bejat
Berdasarkan inside stories dan investigasi lengkap dari Vanguard, koran olah raga terbesar di Lagos, kisah Aiyegbeni, Babayaro, dan Agali jadi menggegerkan khalayak ramai. Kenapa? Rupanya mereka ketangkep basah di sebuah kamar, berpesta seks!
“Mereka bukan saja melanggar disiplin tim, bejat, tapi sudah bikin malu negara! Pemerintah harusnya ikut menghukum mereka. Tapi biarlah, sisanya Tuhan yang akan menghukum mereka. Garba Lawal dan Ifeanyi Ekwueme akan menggantikan posisi para pembejat itu,” kata Dr. Rafiu Ladipo, pemimpin kontingen suporter Nigeria.
Para petinggi Nigerian Football Association (NFA) dan Kementerian Olah Raga Nigeria langsung menyelidiki peristiwa 27 Januari nan memalukan itu di kota Monastir. Saksi telah didapat, yakni seorang ofisial tim dan sekuriti hotel. Ketiga pemain berkilah itu sebagai urusan pribadi, namun NFA tetap bereaksi keras.
“Saya sangat shock. Ini tindakan indisipliner terparah, tidak patriotik, dan kami sulit mengampuninya. Anggota Dewan NFA telah bertemu dan setuju untuk memulangkannya. Tindakan mereka itu bisa menulari pemain lain,” gerutu Presiden NFA, Haji Ibrahim Galadima.
Kejadian bermula kala ketiga pesepak bola ini keluyuran malam seusai kalah di partai awal penyisihan grup. Mungkin sebagai pelampiasan kecewa akibat dimaki-maki oleh manajer tim serta ketua rombongan, mereka - Yakubu, Babayaro, dan Agali – malah menjudikan reputasi dirinya dan juga negaranya. Awalnya, sekuriti hotel mencurigai ketiganya lantaran bermain ‘kucing-kucingan’ dengan tiga wanita bule tidak dikenal.
“Saya terus memonitor pergerakan ketiga wanita itu sejak memesan kamar di lantai tiga. Beberapa pemain juga diawasi sesuai dengan permintaan ofisial tim. Melihat ada yang menyelinap masuk ke kamar wanita itu, saya laporkan langsung ke ofisial tim,” tutur sekuriti hotel tersebut.
Seluruh tim Nigeria tinggal di lantai empat Kuriat Palace, hotel berbintang lima. Berniat nyelonong ke lantai lain lalu ‘ketanggor’ tentu saja mencurigakan. Mereka tetap melakukannya. Yang terjadi kemudian bikin mulut orang menganga. Atas bantuan petugas hotel, para ofisial membuka diam-diam pintu kamar dengan kunci cadangan.
“Apa yang kami saksikan saat itu mungkin membuat anda tak percaya. Kami menemukan mereka tengah bergumul berpasang-pasangan. Gilanya, meski sudah melihat kami, mereka tak menghentikan aksinya!” ujar seorang ofisial masih tak percaya melihat adegan luar biasa tersebut. Barangkali ya memang tanggung.
Tak disebutkan bagaimana cara menyetop orgy kolosal di kamar 343 itu. Tapi setelah selesai, cuma kaum wanita yang diinterogasi sekuriti hotel. Dari mulut ketiga cewek bule tersebut – dua dari Inggris dan satu Jerman – keluar pengakuan bahwa mereka sengaja diinapkan oleh Agali cs. Nigeria pun geger. Laporan Vanguard dan harian This Day membuat pro-kontra dan polemik bermunculan di masyarakat.
Nigeria bak ditabok telak. Aib hina ini awalnya tak terendus langsung media lokal dan asing. Menteri Olah Raga Kolonel Musa Muhammed, murka semurka-murkanya dan bilang bangsa terhinakan. Meski akhirnya meraih juara ketiga, prestasi Super-Eagles menjadi tidak berarti. Banyak masyarakat yakin skandal di Kamar 343 itu telah menguras mentalitas serta stamina skuad nasional Nigeria. Ketiga pemain internasional Super-Eagles tersebut tentu wajib dan harus segera meminta maaf pada NFA. Namun itu hanya dilakukan Babayaro.
Sementara dua lainnya tidak mau. Yakubu buru-buru kabur ke Portsmouth dengan sakit hati karena merasa kejadian itu dibesar-besarkan. Reaksi paling keras datang dari Victor Agali. “Kenapa harus minta maaf? Hal itu akan menunjukkan bahwa kami salah. Saya berani jamin bahwa kami tak melakukan apa pun. Saya akan menuntut NFA dan Menteri Olah Raga jika perkawinan kami terganggu,” kilah striker kelahiran 27 Juni 1979 yang mengaku tak dicurigai istrinya.
Gilanya lagi, penyerang FC Schalke itu malah menyerang ke sana ke mari, termasuk ke pelatih Nigeria, Christian Chukwu, yang dinilainya tidak cakap dan kurang pintar. “Ah, mereka itu cuma ingin menyelamatkan jabatannya saja setelah kekalahan pertama. Saya juga kaget. Saat menangani isu ini gaya Pak Menteri seperti tentara. Beliau tidak memberi kami waktu untuk membela diri,” lanjut Agali, yang lupa bahwa sang menteri memang tentara!
Kutukan Langsung
Tahukah Anda apa yang terjadi pada Agali kemudian? Setibanya di Jerman, dia di-PHK klubnya karena malu dengan kelakuan tidak terpujinya! Oleh manajer Schalke, Rudi Assauer, lelaki setinggi 193 cm itu disarankan bergabung ke klub Swiss, FC Basel. Agali mesti membayar dosa dan kesalahannya secara langsung. Reaksi Agali? Kali ini pemain yang gabung sejak 2001 itu tidak garang kecuali pasrah.
“Saya kecewa sekali. Ini tiba-tiba sekali,” keluh Agali pada Kicker. “Sebelum winter break, saya enggan pergi dengan free-transfer, mereka ingin memperpanjang kontrak. Schalke ambil keuntungan saat saya pergi ke Tunisia. Padahal saya yang terbanyak mencetak gol di Schalke dua tahun terakhir,” omel Agali.
Kutukan Yakubu lain lagi. Manajer Porthsmouth, Harry Redknapp, seolah tidak mau tahu dengan skandal seks yang dianggapnya sebagai persoalan pribadi. Dia justru merasa senang begitu striker berusia 22 tahun itu diusir Super-Eagles sebab tenaganya dibutuhkan klubnya. Bahkan Redknapp menyuruhnya buru-buru terbang ke Portsmouth untuk menghadapi Wolverhampton Wanderers di laga Premier League, beberapa hari kedepan.
Namun, seperti Agali, kali ini Yakubu pun mesti membayar dosa dan kesalahannya. Saking terburu-burunya ke pertandingan Sabtu (31/1), penyerang klub Pompey berleher beton itu menuruh sopirnya untuk ngebut, mengendarai mobil dengan kecepatan tidak wajar di jalanan umum.
Sontak mereka dikejar patroli jalan raya. Di lampu merah, mobil Yakubu distop polisi, dan dia ditilang sebab melanggar batas kecepatan. Untung, pak polisi mengenali wajah Yakubu yang lumayan ngetop lantaran jadi pemain Portsmouth. Setelah catat sana-sini, dia dilepas beberapa menit kemudian. Walhasil, dia telat 19 menit setelah waktu kick-off. Itu yang membuatnya baru dimainkan Redknapp di babak kedua.
Mendengar info ini, tabloid The Sun sontak mengirim wartawannya untuk mengonfirmasi berita tersebut, lalu bertemu dengan inspektur polisi John Happel. “Betul, anak buah saya menilangnya sebab dia (Yakubu) memaksa sopirnya mengebut untuk mengejar waktu kick-off. Itu alasan mereka. Kami harus semakin tegas dengan kebut-kebutan sebab belum lama ini ada anggota Parlemen Inggris mengalami kecelakaan di kota ini,” beber Inspektur Happel. Ah, seandainya Pak Polisi tahu alasan dari alasan tilang itu pasti melongo juga.
(foto: nigerianeye/dailymail/solofutbol/naijaloaded)